Heru Budi Santai Hadapi Kontroversi, Permintaan Copot Pj Gubernur DKI Dibalas dengan Senyuman

Mahadaya' Jakarta - Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, merespons dengan santai tudingan dan permintaan pencopotan dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, terkait polemik Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU). Permintaan tersebut muncul setelah Pemprov DKI Jakarta memutuskan pemutusan KJMU secara sepihak, yang dianggap Sahroni sebagai tindakan fatal dan tidak berperikemanusiaan.

Heru, yang baru saja mengadakan audiensi dengan mahasiswa di Balai Kota DKI Jakarta, hanya menyampaikan slogan DKI Jakarta kepada awak media sambil tersenyum dan berucap, "Sukses Jakarta untuk Indonesia."

Sebagai tanggapan atas permintaan pencopotan, Sahroni menilai tindakan Heru tidak sejalan dengan semangat pro-rakyat dan arahan Presiden Jokowi. "Apa yang dilakukan oleh Pak Pj Heru, sama sekali tidak sejalan dengan semangat dan arahan Pak Presiden Jokowi yang pro rakyat. Apalagi, ini menyangkut pendidikan. Jadi, tindakan Pak Pj Heru ini sama saja merusak nama baik Pak Jokowi. Maka sebaiknya Pak Presiden segera mencopot Pj Heru. Kebijakannya sangat ekstrim dan jelas merugikan masyarakat," ujar Sahroni dalam keterangannya pada Kamis (7/3).

Sahroni juga menegaskan agar Heru tidak membuat kebijakan yang merugikan hak-hak masyarakat kecil. Pencabutan KJMU, menurutnya, telah meningkatkan ketimpangan akses pendidikan di Jakarta. "Kondisinya sudah sangat kacau. Pertama, itu adalah hak mereka untuk menerima beasiswa, mereka memang tidak mampu. Kedua, jika beasiswa dicabut di tengah jalan seperti ini, bagaimana mereka akan melanjutkan kuliah? Bagaimana dengan biaya kuliahnya? Apakah tidak dipikirkan dengan baik? Jangan bertindak semau-maunya seperti itu, ini adalah tindakan yang zalim," ujarnya.

Meskipun terdapat tudingan dan desakan pencopotan terhadapnya, Heru Budi Hartono tetap menunjukkan sikap tenang dan santai. Sikapnya yang tersenyum saat memberikan pernyataan kepada media mencerminkan ketenangan di tengah tekanan.

KJMU, yang sebelumnya menjadi sorotan karena banyak mahasiswa penerima yang mengaku pembatalan secara sepihak, memicu kekhawatiran para penerima terkait kelangsungan pendidikan mereka. Program ini, yang merupakan beasiswa dari Pemprov DKI Jakarta, ditujukan untuk siswa SMA/MA/SMK sederajat kelas 12 untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Beasiswa ini diberikan kepada calon mahasiswa dari keluarga tidak mampu yang memenuhi kriteria untuk menempuh pendidikan program diploma atau sarjana (Jenjang D3, D4, dan S1) sampai selesai dan tepat waktu.

Dalam menghadapi situasi ini, Heru Budi Hartono tampaknya memilih untuk merespons dengan sikap yang tenang dan optimis, menunjukkan keyakinannya terhadap kebijakan yang diambil Pemprov DKI Jakarta, sambil tetap mengutamakan semangat positif untuk kemajuan Jakarta.