Klarifikasi Timnas AMIN Terkait Anggaran Alutsista: Anies Baswedan dan Kontroversi Rp700 Triliun
Klarifikasi Timnas AMIN menyebut pernyataan Anies Baswedan tentang anggaran alutsista Rp700 triliun sebagai total anggaran Kemenhan selama lima tahun
Mahadaya' Jakarta - Kembali mencuatnya pernyataan kontroversial dalam debat Pilpres oleh Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, mengenai anggaran pembelian alutsista bekas sebesar Rp700 triliun, menjadi sorotan utama. Kali ini, Juru Bicara Tim Nasional (Timnas) AMIN, Billy David, memberikan klarifikasi mengenai pernyataan tersebut.
Dalam jumpa pers di Markas Pemenangan AMIN pada Senin (8/1), Billy David menjelaskan bahwa pernyataan Anies Baswedan seharusnya tidak hanya diartikan sebagai anggaran pembelian alutsista semata. "Rp700 triliun itu sebenarnya adalah data anggaran Kementerian Pertahanan selama lima tahun, bukan hanya untuk alutsista. Saya luruskan bahwa itu adalah anggaran lima tahun selama periode 2019-2024," tegasnya.
Meski begitu, kontroversi terus berkembang ketika Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan bahwa Anies Baswedan telah memberikan informasi yang tidak akurat. Dahnil mengklarifikasi bahwa anggaran Kemhan pada tahun 2023 hanya sebesar Rp131 triliun, dengan sekitar Rp30 triliun di antaranya dialokasikan untuk pembelian alutsista. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada pembelian alutsista bekas pada tahun 2023 karena rencana pembelian Pesawat Tempur Mirage 2000-5 dari Qatar ditunda.
"Anies berbohong terkait belanja alutsista bekas sebesar Rp700 triliun. Anggaran Kemhan pada 2023 sekitar Rp131 triliun, dengan alokasi Rp30 triliun untuk alutsista berbagai jenis. Tidak ada pembelian bekas pada tahun 2023 karena rencana pembelian Mirage ditunda," ujar Dahnil dalam konferensi tersebut.
Sebelumnya, dalam debat yang digelar KPU pada Minggu (7/1) malam, Anies Baswedan mengkritik anggaran di Kemhan, menyinggung pembobolan website Kemhan pada 2023, dan menyatakan bahwa anggaran sebesar Rp700 triliun tidak dapat dipertahankan oleh Kementerian Pertahanan, karena digunakan untuk membeli alutsista bekas.
What's Your Reaction?