Mewujudkan Keadilan: Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tantang Capres dengan Kontrak Politik
Keluarga korban menilai apresiasi terhadap isu ini harus diikuti dengan tindakan nyata dan kontrak politik yang mengikat
Mahadaya' Jakarta - Salah satu keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Devi Athok Yulfitri, menanggapi dengan positif penekanan pada peristiwa maut 1 Oktober 2022 dalam debat Pilpres 2024, dan merasa bahwa saatnya para calon presiden (capres) membuktikan komitmennya. Devi menyoroti kepentingan agar pernyataan-pernyataan berani ini tidak sekadar menjadi janji kosong, melainkan diikat dengan kontrak politik tertulis yang mengikat para calon pemimpin untuk menyelesaikan tragedi tersebut apabila terpilih.
Devi menyatakan, "Saya mengapresiasi. Asalkan ada tandatangan hitam di atas putih. Biar enggak dijual jadi isu lima tahunan, bukan jadi janji-janji saja." Dalam pandangan Devi, penyelesaian Tragedi Kanjuruhan dan peristiwa pelanggaran HAM lainnya harus lebih dari sekadar janji, melainkan komitmen nyata yang dibuktikan dengan aksi.
Pentingnya komitmen konkret juga diutarakan oleh Devi dalam bentuk kontrak politik yang akan menjadikan komitmen tersebut terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. "Harus ada kontrak politiknya. Biar penegakan hukum ini tidak main-main, dan para capres-capres tidak menganggap remeh nyawa Rakyat Indonesia," ujarnya.
Anies Baswedan mendapat apresiasi khusus dari keluarga korban karena menunjukkan keberanian untuk membahas Tragedi Kanjuruhan di panggung nasional. Anies menyebutkan empat langkah yang dianggapnya penting untuk menangani peristiwa tersebut, termasuk melakukan investigasi ulang, pemulihan hak dan psikologis korban, serta menjamin ketiadaan lagi kekerasan yang melibatkan aparat negara.
Namun, keluarga korban menunjukkan kekhawatiran terkait komitmen capres Ganjar Pranowo, terutama setelah pernyataan Mahfud MD, cawapres Ganjar, yang menyatakan Tragedi Kanjuruhan bukanlah pelanggaran HAM berat. Devi menyampaikan keraguan ini sebagai panggilan untuk lebih bersikap hati-hati dalam menilai komitmen calon pemimpin.
Sebagai kesimpulan, keluarga korban menegaskan bahwa penyelesaian Tragedi Kanjuruhan dan penegakan keadilan harus menjadi fokus utama dalam ajang Pilpres 2024, dan mereka menantikan capres-cawapres yang benar-benar berani dan komitmen untuk menghadirkan keadilan bagi para korban dan keluarganya.
What's Your Reaction?