Menjelang Ramadan dan Idulfitri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Mewanti-wanti Dampak Lonjakan Harga Pangan
Sri Mulyani menyoroti masalah stok dan distribusi beras yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah
Mahadaya' Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengeluarkan peringatan serius terkait dampak buruk kenaikan harga pangan, khususnya beras, yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi menjelang bulan Ramadan dan perayaan Idulfitri. Dalam konferensi pers APBN KiTA secara virtual hari ini, Sri Mulyani menyoroti bahwa meskipun pemerintah mampu menjaga inflasi di kisaran 2,57 persen secara tahunan pada Januari 2024, lonjakan harga beras menjadi isu krusial.
"Kenaikan harga beras bulanan mencapai 7,7 persen year to date hingga 21 Februari, dengan rata-rata harga Rp15.175 per kilogram. Ini berpotensi memberikan kontribusi terhadap inflasi volatile food di dalam headline inflasi kita," ungkapnya.
Tak hanya beras, Bendahara Negara ini juga menyoroti kenaikan harga bahan pangan lainnya seperti bawang putih, cabai merah, daging ayam, dan telur ayam. Harga bawang putih naik 1,9 persen, cabai merah melonjak 17 persen, daging ayam terkerek 2,2 persen, dan telur ayam meroket 3,9 persen. Semua ini menjadi tantangan serius mengingat mendekatnya bulan puasa dan Idulfitri.
"Tantangan ini harus segera diatasi menjelang Idulfitri, puasa, dan Ramadan. Volatile food harus stabil agar inflasi kita tetap terjaga, mengingat inflasi dunia dan negara maju mulai mengalami penurunan," tandas Sri Mulyani.
Meski core inflation (inflasi inti) masih rendah di 1,68 persen dan administered price (inflasi komponen harga yang diatur pemerintah) hanya berkontribusi 1,74 persen, stok dan harga beras masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah. Presiden Joko Widodo telah turun tangan, namun, kelangkaan beras masih terjadi di beberapa tempat, terutama di toko ritel modern.
Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah dituntut untuk segera mengambil langkah-langkah konkret guna menstabilkan harga pangan, memastikan ketersediaan beras, dan menjaga inflasi tetap terkendali menjelang momen penting bagi masyarakat Indonesia.
What's Your Reaction?