Mahfud MD Kritik Penyelipan Anggaran Makan Siang Gratis dalam APBN 2025
Mahfud MD mengkritik penyelipan anggaran makan siang gratis dalam APBN 2025, menilai penempatannya tidak tepat pada tahapan saat ini
Mahadaya' Jakarta - Mahfud MD, mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan serta cawapres nomor urut 3, mengungkapkan kritiknya terhadap rencana penyelipan anggaran makan siang gratis dalam rapat APBN 2025. Menurutnya, program tersebut seharusnya menjadi bagian dari perubahan APBN pada bulan Juni 2025.
"Seharusnya itu menjadi program pemerintah baru yang baru bisa dimasukkan pada perubahan APBN Juni tahun 2025," ujar Mahfud MD usai menghadiri acara bedah buku di Bentara Budaya Jakarta.
Meskipun menganggap tahapan yang dipilih tidak tepat, Mahfud tidak terlalu mempermasalahkannya, menyatakan bahwa hal tersebut mungkin hanya sebagai sumbangan pemikiran. "Tetapi enggak apa-apa lah itu mungkin sebagai sumbangan saja, sumbangan pemikiran," katanya.
Mahfud juga melihat rencana program anggaran makan siang gratis dalam rapat kabinet Presiden Jokowi sebagai bentuk antisipasi. Menurutnya, ini bisa menjadi persiapan jika pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming yang saat ini unggul dalam real count KPU, menang dalam pemilihan.
"Mungkin antisipasi. Kalau nanti diputuskan menang, ini programnya. Mungkin saja itu. Kan tidak apa-apa juga. Seumpama diputuskan tidak, ya mungkin programnya lain, ya itu saja kalau saya, kan tidak papa, masa mau protes sidang kabinet," katanya.
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan alasan Presiden Jokowi memasukkan program makan siang gratis di APBN 2025. Bahlil menyebut bahwa hal ini dilakukan untuk mengakomodir program prioritas dari pasangan Prabowo-Gibran yang diperkirakan akan memimpin pemerintahan pada tahun 2025.
"Harus mengakomodir yang menjadi program prioritas Pak Prabowo-Gibran. Karena ini kan kita bahas APBN 2025, kalau kita bahas APBN 2025 presidennya kan sudah Pak Prabowo dan Mas Gibran. Jadi pasti (masuk APBN 2025)," ujarnya di Istana Negara pada Senin (26/2).
What's Your Reaction?