Jokowi Bawa Oleh-oleh Kesepakatan Bisnis Rp400 Triliun dari Pertemuan dengan Biden
Kesepakatan mencakup investasi dalam proyek pembangunan CCS, kilang petrokimia, pengolahan nikel untuk baterai EV, dan energi terbarukan
Mahadaya' Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa pulang oleh-oleh besar berupa kesepakatan bisnis senilai Rp400 triliun dari pertemuan strategisnya dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Pertemuan tersebut berlangsung di Gedung Putih, Washington, dan menghasilkan serangkaian perjanjian bisnis yang mencakup sektor strategis seperti investasi pembangunan carbon capture storage (CCS), kilang petrokimia, pengolahan nikel untuk baterai electric vehicle (EV), serta pembangunan modul dan panel surya.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, yang turut mendampingi Presiden Jokowi, menyampaikan bahwa nilai kesepakatan bisnis ini mencapai US$25,85 miliar atau setara dengan Rp400 triliun. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang diundang bertemu Biden di Gedung Putih sebelum KTT APEC 2023 di San Fransisco, AS.
Selain dari sisi ekonomi, pertemuan ini juga mencapai pencapaian penting lainnya. Indonesia dan Amerika Serikat sepakat meningkatkan status hubungan bilateral dari strategic partnership menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP), yang akan menjadi landasan kuat untuk penguatan kerjasama kedua negara, terutama di bidang ekonomi.
Dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Retno Marsudi merinci enam poin penting hasil pertemuan Jokowi-Biden. Pertama, peningkatan status hubungan bilateral menjadi CSP. Kedua, penguatan kerja sama sumber daya mineral kritis dengan pembentukan Critical Mineral Agreement (CMA). Ketiga, implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mempercepat transisi energi Indonesia.
Keempat, Indonesia resmi terpilih sebagai mitra dalam International Technology Security and Innovation (ITSI) Fund milik AS, membuka peluang untuk penguatan rantai pasok semikonduktor. Kelima, Presiden Jokowi menyoroti pentingnya perpanjangan generalized system of preferences (GSP) untuk meningkatkan perdagangan Indonesia. Terakhir, Amerika Serikat menyatakan dukungan terhadap aplikasi Indonesia untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Pertemuan ini menandai langkah besar Indonesia dalam menjalin kemitraan strategis dengan Amerika Serikat, membawa pulang dampak positif signifikan untuk pengembangan ekonomi dan industri nasional. Presiden Jokowi selanjutnya akan melanjutkan kunjungannya ke San Fransisco untuk menghadiri KTT APEC 2023 dan pertemuan bisnis dengan pelaku industri Amerika Serikat.
What's Your Reaction?