Dinamika PDIP: 150 Anggota Sayap Partai Mundur, Hasto Kristiyanto Sebut Ini Bagian Dari Proses Kaderisasi
Kepergian kader, termasuk Laksamana Sukardi dan Roy BB Janis sebelumnya, bukan pertama kalinya dihadapi PDIP
Mahadaya' Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyaksikan kepergian 150 anggota sayap partainya, Taruna Merah Putih (TMP), di Majalengka, Jawa Barat, yang secara kolektif menyatakan mundur mengikuti jejak Maruarar Sirait. TMP, sebuah organisasi sayap partai yang didirikan oleh Maruarar, menarik perhatian publik dengan langkah ini.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, memberikan tanggapan terhadap peristiwa ini di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, hari ini. Hasto menganggap kepergian sejumlah kader dan simpatisan menjelang Pemilu dan Pilpres 2024 sebagai bagian dari dinamika partai yang wajar terjadi.
"Dinamika partai adalah hal yang biasa. Sehingga ketika di dalam proses itu ada yang mundur, ada yang tidak loyal itu adalah hal yang biasa, dinamika partai," ujarnya.
Hasto menegaskan bahwa ini bukan kali pertama PDIP menghadapi situasi seperti ini. Ia mengingatkan bahwa partainya sebelumnya juga kehilangan beberapa kader penting, termasuk kepergian Laksamana Sukardi dan almarhum Roy BB Janis. Meski demikian, Hasto yakin bahwa selama PDIP tetap menjalankan kaderisasi dan terus bersama rakyat, akan lebih banyak kader yang akan bergabung.
"Dulu juga pernah ada beberapa, Pak Laksamana Sukardi, Pak Roy BB Janis almarhum, dan sebagainya. Terbukti partai tetap kokoh berdiri," katanya.
Sebanyak 150 kader PDIP yang tergabung dalam TMP di Majalengka menyatakan mundur dan mendatangi kantor DPC PDIP Majalengka untuk menyampaikan sikap mereka. Dalam pernyataannya, mereka menyatakan niat untuk mengikuti langkah Maruarar Sirait yang telah terlebih dulu menyatakan mundur.
Bendahara TMP Majalengka, Dena M Ramdan, mengungkapkan bahwa keputusan mereka didasarkan pada penghargaan terhadap kontribusi Maruarar Sirait untuk Majalengka dan pengakuan terhadap kontribusi luar biasa Presiden Joko Widodo (Jokowi) bagi Indonesia.
Meskipun kepergian ini menarik perhatian, PDIP diyakini tetap solid. Hasto meyakinkan bahwa selama partai tetap setia pada prinsip-prinsipnya dan terus menjalankan kaderisasi, lebih banyak kader akan bergabung. Dalam menghadapi dinamika ini, PDIP menganggapnya sebagai bagian dari proses internal dan terus fokus untuk merapatkan barisan menuju Pemilu dan Pilpres 2024.
What's Your Reaction?