Parlemen Turki Boikot Coca Cola dan Nestle atas Dugaan Dukungan terhadap Israel di Konflik Gaza
Keputusan Tegas Turki: Boikot Coca Cola dan Nestle Jadi Tindakan Konkret Menyuarakan Solidaritas Terhadap Gaza
Mahadaya' Jakarta - Parlemen Turki telah mengumumkan keputusan bersejarah untuk memboikot produk-produk Coca Cola dan Nestle di tengah dugaan kuat bahwa perusahaan-perusahaan ini mendukung agresi Israel terhadap Jalur Gaza Palestina. Keputusan ini merupakan respons atas tuntutan masyarakat Turki yang semakin meningkat atas situasi konflik di wilayah tersebut.
Ketua Parlemen Turki, Numan Kurtulmus, mengambil inisiatif untuk memboikot produk-produk perusahaan yang diduga mendukung Israel. Meskipun pernyataan parlemen tidak secara eksplisit mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang terlibat, langkah ini diambil sebagai bentuk tindakan tegas.
"Diputuskan bahwa produk perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran, kafetaria, dan kedai teh di kampus parlemen," bunyi pernyataan parlemen Turki.
Hingga saat ini, Coca Cola dan Nestle adalah dua perusahaan yang telah secara resmi ditarik dari restoran, kafe, dan kedai di kompleks parlemen. Keputusan ini juga menjadi bagian dari upaya Turki untuk menunjukkan solidaritas global dengan Palestina.
Seruan untuk boikot produk-produk Israel telah menjadi sorotan utama, terutama di kalangan masyarakat sipil dan aktivis, yang menyerukan untuk memboikot barang-barang Israel dan perusahaan-perusahaan Barat yang mendukung pemerintahan Zionis.
Menteri Perdagangan Turki, Omer Bolat, juga mengumumkan bahwa perdagangan antara Turki dan Israel telah menurun sejak gempuran Tel Aviv ke Gaza pada awal Oktober. "Dari 7 Oktober lalu, kami mencatat perdagangan mutual (antara Turki dan Israel) berkurang lebih dari 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Bolat saat berbicara dalam sebuah jumpa pers.
Tindakan ini bukan hanya dilakukan di Turki, seruan untuk boikot produk Israel dan negara-negara sekutunya juga menjadi sorotan di banyak negara, terutama di negara-negara Arab dan mayoritas Muslim, termasuk Indonesia.
Jumlah korban tewas akibat agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina, selama satu bulan terakhir telah melebihi angka yang mengkhawatirkan. Per Senin (7/11), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sebanyak 10.022 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, dengan 4.104 di antaranya merupakan anak-anak dan 2.641 perempuan.
Boikot ini mencerminkan solidaritas global terhadap Palestina dan menegaskan pentingnya upaya penyelesaian damai di wilayah yang terus berjuang untuk mendapatkan kedamaian.
What's Your Reaction?