Pakar Ekonomi Ragukan Capaian Ganjar-Mahfud Tebus Kemiskinan, Ganjar Bantah Gagal
Pakar ekonomi UMJ menyebut obsesi tersebut terlalu tinggi mengingat angka kemiskinan nasional masih 9,3 persen
Mahadaya' Jakarta - Pakar ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Mukhaer Pakkanna, mempertanyakan obsesi Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam menetapkan target tekan kemiskinan hingga 2,5 persen jika menang dalam Pilpres 2024. Dalam sebuah dialog publik di UMJ, Mukhaer menyampaikan keraguannya mengenai keberlanjutan pencapaian tersebut, khususnya melihat angka kemiskinan nasional yang masih tinggi, yakni 9,3 persen.
"Dokumen ini menunjukkan obsesi pasangan nomor tiga untuk menekan angka kemiskinan menjadi 2,5 persen sangat obsesif sekali, padahal angka kemiskinan kita masih berkisar di 9,3 persen," ujar Mukhaer.
Pakar ekonomi UMJ ini membandingkan pencapaian Ganjar Pranowo selama dua periode sebagai Gubernur Jawa Tengah, menyatakan bahwa upaya menekan kemiskinan di Jateng dinilai belum memberikan dampak signifikan. Ia merinci bahwa pada periode pertama, Ganjar hanya mampu menekan angka kemiskinan terhadap 240 ribu penduduk, dan pada periode kedua, angka tersebut turun menjadi 80 ribu penduduk.
"Ini perlu dielaborasi karena mimpi mereka sangat tinggi," imbuh Mukhaer.
Namun, Ganjar Pranowo membantah klaim tersebut dan menantang perbandingan dengan provinsi lain. Ia menganggap strategi menekan angka kemiskinan, terutama di Desil 1, memerlukan perbaikan data dan menilai bahwa pusat memiliki kewenangan lebih besar dalam hal tersebut.
"Pak, kalau datanya diberikan kepada kita, itu akan kita eksekusi semua. Presiden memiliki kekuatan yang jauh lebih besar untuk mengorganisir ini," kata Ganjar.
Pertukaran argumen ini muncul dalam konteks Pilpres 2024, di mana Ganjar Pranowo bersama Mahfud MD mencalonkan diri sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Target ambisius mereka dalam menekan kemiskinan menjadi sorotan, sementara Mukhaer Pakkanna menyoroti perlunya evaluasi realistis terkait capaian kesejahteraan masyarakat di masa lalu.
What's Your Reaction?