Negara-negara Arab Tolak Pembentukan Pasukan Internasional untuk Gaza
Para pemimpin menekankan tanggung jawab bersama untuk menghentikan pembunuhan dan kembali ke meja perundingan guna mencari solusi jangka panjang
Mahadaya' Jakarta - Forum Doha, Qatar, menjadi saksi ketegasan negara-negara Arab yang menolak wacana pembentukan pasukan perdamaian internasional untuk mengatasi krisis di Jalur Gaza, di tengah eskalasi kebrutalan agresi Israel ke Palestina. Penolakan ini terjadi selama pertemuan pemimpin negara Arab pada 10-11 Desember yang dipimpin oleh Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Al Thani menyatakan bahwa tak seorang pun di wilayah Teluk akan setuju untuk mengerahkan pasukan internasional mengikuti tank Israel, menyatakan, "Ini tak bisa diterima." Pernyataan tersebut mencerminkan penolakan keras terhadap campur tangan militer internasional dalam konflik yang terus berlanjut.
Perdana Menteri Palestina, Mohammed Shtayyed, memberikan suara mendukung kepada kelompok perlawanan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dengan menekankan bahwa Hamas adalah "bagian integral dari mosaik politik Palestina." Meskipun adanya perselisihan antara Otoritas Palestina dan Hamas, keduanya berada di bawah tekanan serius akibat serangan Israel.
Al Thani mengecam kebrutalan Israel dan menekankan bahwa serangan tersebut "mempersempit peluang" tercapainya gencatan senjata yang berkelanjutan. Dia menyerukan tanggung jawab bersama untuk menghentikan pembunuhan dan kembali ke meja perundingan guna menemukan solusi jangka panjang.
Konflik antara Israel dan Palestina telah menciptakan ketegangan yang meluas di kawasan Timur Tengah. Meskipun upaya gencatan senjata telah dilakukan, keberlanjutan pertikaian dan penolakan pembentukan pasukan perdamaian internasional menandakan kompleksitas situasi yang terus berlanjut.
What's Your Reaction?