Maruarar Sirait Resmi Keluar dari PDIP: Menyusul Jejak Ayah dan Pilih Ikuti Langkah Jokowi
Maruarar Sirait berharap PDIP dapat memiliki kader yang lebih baik dan berkualitas dibandingkan dirinya
Mahadaya' Jakarta - Politikus berpengalaman Maruarar Sirait secara resmi mengumumkan keputusannya untuk keluar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai yang telah menjadi rumah politiknya selama puluhan tahun. Pengumuman ini dilakukan saat Ara mengunjungi kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada hari ini.
Dalam pernyataannya, Ara mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang telah memberinya izin untuk berbakti kepada partai. Keputusan ini, menurut Ara, melibatkan diskusi intensif dengan keluarga terdekatnya.
"Saya ucapkan terima kasih ke Bu Mega, sudah izinkan saya berbakti kepada PDIP. Dan saya berdiskusi dengan keluarga terdekat. Saya memutuskan untuk pamit dari PDIP hari ini," kata Maruarar Sirait.
Meskipun tidak memberikan rincian mengenai partai mana yang akan diikutinya selanjutnya, Ara menegaskan niatnya untuk mengikuti langkah Presiden Joko Widodo. Ia memuji kepemimpinan Jokowi, menyebutnya sebagai pemimpin yang dipercaya rakyat Indonesia dengan tingkat kepercayaan publik mencapai 75-80 persen.
"Saya memilih mengikuti langkah Pak Jokowi. Karena saya percaya Pak Jokowi merupakan pemimpin yang dipercaya rakyat Indonesia. Kepercayaan publiknya 75-80 persen. Beliau sudah memperjuangkan banyak hal," tambah Ara.
Maruarar Sirait, lahir pada 23 Desember 1969 di Medan, awalnya aktif di organisasi kemahasiswaan, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Bandung, Jawa Barat. Ia kemudian menjadi kader PDIP sejak tahun 1999, mengikuti jejak karier politik ayahnya, Sabam Sirait, yang juga merupakan petinggi PDI.
Karier politik Ara terbilang sukses di PDIP, dengan terpilih menjadi anggota DPR RI dalam periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Selain itu, namanya sempat mencuat sebagai calon menteri dalam kabinet Presiden Joko Widodo yang pertama.
Dengan keluarnya Maruarar Sirait, PDIP kehilangan salah satu kader terkemuka. Ara menyatakan harapannya agar PDIP tetap menjadi partai besar dan terus memperjuangkan nilai-nilai Pancasila. Politisi yang akrab disapa Ara ini menyudahi pengumumannya dengan menyatakan permohonan pamit, berharap agar PDIP dapat memiliki kader yang lebih baik, loyal, profesional, dan berkualitas.
What's Your Reaction?