Mahfud MD Ungkap Alasan Menolak Tawaran Cawapres dari Anies Baswedan: Ancaman Keluar dari Partai Demokrat

Ganjar Pranowo menjadi alternatif bagi Mahfud karena memiliki dukungan kuat dari kursi di DPR

Feb 1, 2024 - 17:59
 0
Mahfud MD Ungkap Alasan Menolak Tawaran Cawapres dari Anies Baswedan: Ancaman Keluar dari Partai Demokrat
Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.

Mahadaya' Jakarta - Pada sebuah pernyataan mengejutkan, Mahfud MD, mantan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, mengungkapkan bahwa ia telah menolak tawaran menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Baswedan untuk kontestasi Pilpres 2024. Alasan di balik penolakan tersebut ternyata terkait dengan ancaman dari salah satu partai koalisi pendukung Anies, yakni Partai Demokrat.

Dalam sebuah wawancara di Aceh pada Rabu (31/1) malam, Mahfud menceritakan bahwa meskipun dirinya pernah dijajaki untuk menjadi cawapres Anies, ia menolak tawaran tersebut. Alasannya karena waktu itu, Anies didukung oleh koalisi partai yang terdiri dari NasDem, Demokrat, dan PKS. Partai Demokrat, sebagai salah satu pengusung Anies, mengancam akan keluar dari koalisi jika cawapres yang dipilih bukanlah Ketua Umum mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Sebelumnya saya pernah diminta atau dijajaki untuk menjadi wapresnya Anies Baswedan. Tapi waktu itu saya tidak mau. Karena waktu itu Anies didukung oleh NasDem, Demokrat, dan PKS," ujar Mahfud.

Ancaman tersebut membuat Mahfud merasa bahwa pilihannya akan mengganggu stabilitas dan dinamika koalisi partai tersebut. Ia tak ingin menjadi penyebab pecahnya koalisi yang sudah terbentuk. Jika Demokrat keluar dan ia menerima tawaran menjadi cawapres, maka Anies tidak akan dapat maju dalam kontestasi Pilpres 2024.

Meskipun demikian, Mahfud menegaskan bahwa ancaman yang disampaikan oleh Demokrat bukanlah isapan jempol. Faktanya, Partai Demokrat kemudian memang keluar dari koalisi setelah Anies dipasangkan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.

Sebagai alternatif, Mahfud kemudian menerima tawaran menjadi cawapres dari Ganjar Pranowo yang diusung oleh PDIP. Menurut Mahfud, Ganjar memiliki cukup dukungan dari kursi di DPR untuk mengusung capres dan cawapres, sehingga kehadirannya tidak akan memengaruhi koalisi tersebut.

"Sehingga, ketika saya masuk ada yang keluar pun nggak apa-apa. Karena tiketnya sudah ada. Dan itu benar kan. Ketika saya tidak mau kemudian Pak Anies Baswedan membawa Pak Muhaimin kan," ungkap Mahfud.

Keputusan Mahfud untuk menolak tawaran cawapres dari Anies Baswedan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika politik di Indonesia menjelang Pilpres 2024. Ancaman dari partai koalisi dapat mempengaruhi pilihan calon wakil presiden, dan hal ini menjadi fokus perhatian publik dalam merumuskan peta politik mendatang.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow