Dinkes DKI Jakarta Konfirmasi Laporan Mycoplasma pada Anak, Masyarakat Diimbau Waspada
Jumlah dan lokasi penyebaran kasus masih dihimpun oleh Dinkes
Mahadaya' Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta secara resmi mengonfirmasi adanya laporan kasus mycoplasma pada anak-anak di wilayah tersebut. Meskipun belum merinci jumlah dan lokasi penyebaran, kekhawatiran terkait kesehatan anak-anak semakin meningkat. Mycoplasma, yang tidak memperburuk kondisi pneumonia anak, kini menjadi perhatian utama di tengah lonjakan kasus pneumonia yang disebabkan oleh virus Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Dinkes memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, termasuk menggunakan masker, mencuci tangan secara rutin, menjaga ventilasi udara, dan menghindari asap rokok.
Pernyataan Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama, menyoroti perlunya pemeriksaan spesifik dengan metode PCR multiplex atau panel virus (syndromic testing) untuk mengidentifikasi jenis kuman penyebabnya. Pemeriksaan ini mencakup deteksi virus seperti RSV, influenzae, COVID-19, adenovirus, dan lainnya, serta bakteri seperti mycoplasma, legionella, pertusis, dan clamidophilla pneumonia.
Ngabila mengingatkan masyarakat akan penurunan imunitas saat peralihan musim dan dampak buruknya terhadap kesehatan anak-anak. Faktor kelembaban yang menyertai peralihan musim juga menjadi pemicu mudahnya kuman seperti virus, bakteri, dan jamur masuk ke tubuh manusia.
Dalam rangka pencegahan, Dinkes DKI Jakarta menekankan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk pemantauan kesehatan anak melalui imunisasi rutin. Ada 15 jenis imunisasi gratis yang disediakan pemerintah untuk anak hingga dewasa. Selain itu, vaksin dosis 1-4 untuk COVID-19 bagi usia 18 tahun ke atas juga tersedia secara gratis di puskesmas dan RSUD terdekat.
Dalam upaya deteksi dini, masyarakat diimbau untuk segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala. Pemeriksaan antigen dan PCR COVID-19 juga disediakan gratis di puskesmas untuk mereka yang bergejala. Ngabila menegaskan bahwa penggunaan metode PCR multiplex akan memastikan terapi yang lebih spesifik sesuai dengan jenis kuman penyebab, termasuk mycoplasma.
Seiring dengan imbauan tersebut, masyarakat diharapkan dapat lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan anak-anak di tengah tantangan kesehatan yang semakin kompleks.
What's Your Reaction?