Rupiah Menguat di Awal Pekan Berkat Sinyal Pelonggaran Kebijakan The Fed dan Neraca Perdagangan Positif
Peningkatan ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed menjadi pendorong utama penguatan rupiah terhadap dolar AS
Mahadaya' Jakarta - Pada awal pekan ini, nilai tukar rupiah tercatat menguat 72,5 poin atau sekitar 0,47 persen, membuka perdagangan di posisi Rp15.420 per dolar AS. Kenaikan ini didorong oleh optimisme pasar terhadap potensi pelonggaran kebijakan moneternya oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed. Para analis menyebut bahwa angka inflasi yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya telah memperbesar ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat.
Tidak hanya itu, sentimen positif juga datang dari dalam negeri, dengan neraca perdagangan Indonesia pada bulan Oktober yang masih menunjukkan surplus. Rupiah nampaknya mendapat dorongan dari keseimbangan positif ini, memberikan harapan bagi pemulihan lebih lanjut dalam nilai tukarnya.
Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar keuangan, menjelaskan bahwa ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat menciptakan kondisi menguntungkan bagi mata uang negara berkembang seperti rupiah. Dia memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp15.400 sampai Rp15.500 per dolar AS pada hari ini.
Kondisi ini menciptakan suasana positif di pasar keuangan Asia, di mana mayoritas mata uang di kawasan tersebut juga terlihat menguat. Dalam perbandingan, mata uang negara maju juga menunjukkan performa yang positif, dengan sebagian besar mata uang seperti poundsterling Inggris, dolar Australia, dolar Kanada, dan franc Swiss menguat.
Ekspektasi pemulihan rupiah ini juga diakui oleh pelaku pasar lokal. Meskipun tantangan masih ada di tengah gejolak ekonomi global, rupiah diharapkan dapat mempertahankan tren positifnya dengan dukungan dari faktor-faktor internal dan eksternal yang mendukung.
What's Your Reaction?