Matahari Buatan Terbesar di Dunia JT-60SA Resmi Nyala dengan Biaya Konstruksi Rp9,5 Triliun

Matahari buatan terbesar di dunia, JT-60SA di Jepang, resmi beroperasi setelah selesai konstruksi pada 2020

Dec 16, 2023 - 16:01
 0
Matahari Buatan Terbesar di Dunia JT-60SA Resmi Nyala dengan Biaya Konstruksi Rp9,5 Triliun
Matahari buatan yang berupa reaktor fusi nuklir eksperimental JT-60SA, resmi menyala di Jepang.

Mahadaya' Jakarta - Matahari buatan terbesar di dunia, JT-60SA, telah resmi menyala di Jepang, menandai tonggak sejarah dalam pengembangan teknologi fusi nuklir eksperimental. Proyek ambisius ini melibatkan kerja sama antara Eropa dan Jepang, yang dikenal sebagai Broader Approach, dan hasilnya baru saja diumumkan setelah selesainya proyek konstruksi pada tahun 2020.

JT-60SA adalah perangkat fusi yang menggunakan reaktor nuklir eksperimental untuk memahami dan mempelajari operasi plasma. Plasma ini dipanaskan hingga suhu luar biasa tinggi, mencapai 200 juta derajat Celsius, di dalam tempat berbentuk donat yang disebut "tokamak."

Proyek ini tidak hanya menciptakan pencapaian teknologi yang luar biasa tetapi juga melibatkan kolaborasi besar antara lebih dari 500 peneliti dari Eropa dan Jepang. Selain itu, lebih dari 70 pemasok berkontribusi dalam pembuatan komponen-komponen penting untuk JT-60SA.

Namun, prestasi ini juga diimbangi dengan biaya yang signifikan. Menurut keterangan dari Fusion for Energy, proyek ini menghabiskan biaya sekitar 560 juta Euro atau setara dengan Rp9,5 triliun selama tahap konstruksi. Biaya ini dibagi antara kontribusi Eropa dan Jepang.

Proses konstruksi dimulai pada tahun 2007 dan mencapai tahap penyelesaian pada tahun 2020, diikuti dengan serangkaian perbaikan teknis untuk mempersiapkan operasi plasma pertama, yang baru-baru ini dimulai awal Desember 2023.

Penting untuk dicatat bahwa keberhasilan proyek ini membutuhkan dukungan finansial yang besar dari Uni Eropa, dengan 80 persen dari kontribusi Eropa disediakan oleh kontributor sukarela dan 20 persen sisanya oleh Fusion for Energy (F4E), yang didanai langsung oleh anggaran Uni Eropa.

Selama fase operasi, yang dimulai pada tahun 2020, kontribusi Eropa diperkirakan mencapai sekitar 75 juta Euro atau sekitar Rp1,2 triliun, yang disediakan langsung oleh anggaran Uni Eropa. F4E, sebagai kontributor besar, menyediakan 80 persen dari kontribusi Eropa, sementara 20 persen sisanya berasal dari EUROfusion untuk pasokan perangkat keras.

Proyek JT-60SA ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga dalam mengeksplorasi potensi fusi sebagai sumber energi bersih dan aman. Matahari buatan ini memiliki peran penting dalam menyelidiki kelayakan fusi untuk memproduksi energi lebih banyak daripada yang digunakan untuk menghasilkannya, menjadikannya alternatif yang menarik untuk kebutuhan energi di masa depan.

Sebagai bagian dari proyek ini, JT-60SA bergabung dengan proyek ITER di Prancis, yang masih dalam tahap konstruksi. Kedua proyek ini bertujuan untuk mencapai tujuan utama teknologi fusi nuklir, yaitu menghasilkan energi bersih dan berkelanjutan.

Dengan pencapaian ini, harapannya adalah bahwa proyek ini akan membantu mengatasi tantangan energi di masa depan dan mendukung pengembangan teknologi fusi nuklir sebagai solusi yang ramah lingkungan.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow