Jokowi Bawa Oleh-oleh Rp400 T dari Biden
Pertemuan bilateral di Gedung Putih membahas langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan hubungan ekonomi dan diplomasi antara kedua negara
Mahadaya' Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil membawa pulang oleh-oleh berupa kesepakatan bisnis senilai Rp400 triliun dari pertemuan bersama Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Pertemuan tersebut menjadi luar biasa karena Indonesia merupakan satu-satunya negara yang diundang bertemu Biden di Gedung Putih sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2023 di San Francisco, Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, yang mendampingi Jokowi dalam kunjungan tersebut, mengungkapkan rincian kerja sama bisnis yang mencakup investasi di sektor carbon capture storage (CCS) dan kilang petrokimia, pengolahan nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV), serta pembangunan modul dan panel surya.
Selain kesepakatan bisnis, ada enam poin penting yang disepakati antara Jokowi dan Biden dalam pertemuan di Gedung Putih pada Senin (13/11). Pertama, kedua negara sepakat meningkatkan status hubungan bilateral dari strategic partnership menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP), yang akan menjadi dasar penguatan kerjasama di berbagai bidang, terutama ekonomi.
Kedua, Jokowi dan Biden menekankan pentingnya kerja sama dalam pengembangan sumber daya mineral kritis. Rencananya, akan dibuat Critical Mineral Agreement (CMA) untuk memastikan pasokan baterai kendaraan listrik di AS, dengan Indonesia sebagai pemasok utama.
Ketiga, mereka sepakat untuk segera mengimplementasikan Just Energy Transition Partnership (JETP) guna mendukung percepatan transisi energi Indonesia. Ini mencakup program pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pengembangan jaringan distribusi kelistrikan di Indonesia.
Keempat, Indonesia resmi terpilih sebagai mitra International Technology Security and Innovation (ITSI) Fund milik AS, yang diharapkan dapat memperkuat rantai pasok semikonduktor.
Kelima, Presiden Jokowi menyoroti pentingnya perpanjangan generalized system of preferences (GSP) untuk meningkatkan perdagangan Indonesia dengan AS. GSP memberikan keringanan tarif bea masuk untuk barang dari negara-negara berkembang.
Poin keenam menunjukkan bahwa Amerika Serikat berkomitmen mendukung aplikasi Indonesia untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Kesepakatan tersebut menjadi landasan kuat bagi hubungan Indonesia dan AS dalam mencapai kerjasama yang lebih erat dan bermanfaat di masa depan. Selain itu, Jokowi akan melanjutkan kunjungannya ke San Francisco untuk menghadiri KTT APEC 2023 dan berbagai kegiatan bisnis lainnya dengan pengusaha Amerika Serikat.
What's Your Reaction?